Profil Desa Lipursari

Ketahui informasi secara rinci Desa Lipursari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Lipursari

Tentang Kami

Profil Desa Lipursari, Leksono, Wonosobo. Mengupas peran strategisnya sebagai lokasi Balai Benih Ikan (BBI), pusat budidaya ikan air tawar, lumbung buah duku dan salak, serta potensi uniknya sebagai desa agromina wisata edukasi.

  • Pusat Keunggulan Akuakultur

    Desa Lipursari merupakan lokasi Balai Benih Ikan (BBI) Wonosobo, sebuah lembaga vital yang menjadikannya pusat pengetahuan, teknologi, dan produksi benih ikan air tawar untuk seluruh kawasan.

  • Ekonomi Agromina yang Seimbang

    Perekonomian desa ini berdiri kokoh di atas dua pilar yang sama kuat: "ekonomi biru" dari budidaya perikanan yang maju dan "ekonomi hijau" sebagai sentra produksi buah-buahan unggulan seperti duku dan salak pondoh.

  • Kandungan Sejarah dan Potensi Eduwisata

    Dengan adanya situs peninggalan purbakala dan perpaduan antara lembaga teknis (BBI) dengan praktik petani, Lipursari memiliki potensi luar biasa untuk dikembangkan menjadi destinasi agromina wisata edukasi yang unik.

XM Broker

Di lanskap agraris Kecamatan Leksono yang subur, Desa Lipursari menonjol sebagai sebuah pusat keunggulan. Desa ini bukan sekadar komunitas petani biasa, melainkan sebuah hub agrikultur modern di mana ilmu pengetahuan dan praktik lapangan bertemu. Pemandangan di Lipursari menyajikan sebuah diorama yang unik: hamparan kolam-kolam ikan yang berkilauan terhampar di samping rimbunnya kebun buah-buahan. Desa ini telah memantapkan dirinya sebagai jantung perikanan air tawar Kabupaten Wonosobo, sekaligus sebagai lumbung buah-buahan berkualitas, menciptakan sebuah model pembangunan perdesaan yang maju dan diversifikasi.

Balai Benih Ikan (BBI): Jantung Perikanan Wonosobo

Daya pembeda dan keunggulan utama Desa Lipursari ialah keberadaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Benih Ikan (BBI) Kabupaten Wonosobo di wilayahnya. Lembaga pemerintah ini berfungsi sebagai pusat pembenihan dan pengembangan berbagai jenis ikan air tawar unggulan, seperti ikan mas, nila dan gurami. BBI Lipursari menjadi tulang punggung bagi keberlangsungan sektor budidaya perikanan di seluruh Wonosobo dan sekitarnya.Keberadaan BBI di Lipursari memiliki dampak multifaset. Pertama, ia menjadi pusat riset dan teknologi terapan dalam bidang akuakultur, memastikan para pembudidaya ikan mendapatkan akses terhadap benih berkualitas tinggi yang tahan penyakit dan cepat tumbuh. Kedua, lembaga ini berfungsi sebagai pusat pelatihan dan diseminasi informasi, tempat para petani ikan dari berbagai daerah datang untuk belajar teknik-teknik budidaya yang modern dan efisien. Ketiga, BBI secara langsung menempatkan Desa Lipursari di peta sebagai pusat referensi perikanan air tawar, memberikan status dan kebanggaan tersendiri bagi warganya.

Dari Lembaga ke Masyarakat: Geliat Budidaya Ikan Kolam

Efek kehadiran BBI yang paling signifikan ialah tumbuhnya ekosistem budidaya ikan di tingkat masyarakat. Keberadaan pusat benih unggul ini memicu dan mempermudah warga Desa Lipursari untuk terjun ke dalam usaha budidaya ikan di kolam-kolam pribadi. Terjadi sebuah transfer pengetahuan dan teknologi yang efektif dari lembaga ke masyarakat.Puluhan hingga ratusan kolam ikan milik warga tersebar di seluruh penjuru desa, dikelola sebagai usaha sampingan maupun sebagai mata pencaharian utama. Para petani ikan lokal ini menjadi `plasma` yang menyerap benih dan inovasi dari BBI sebagai `inti`. Siklus ekonomi yang sehat pun terbentuk: BBI memproduksi benih, masyarakat membesarkannya, dan hasilnya dijual untuk memenuhi permintaan pasar lokal maupun regional. Geliat budidaya ikan ini menjadi pilar "ekonomi biru" yang kokoh bagi Desa Lipursari.

Lumbung Buah Unggulan: Manisnya Duku dan Salak Lipursari

Di samping reputasinya di bidang perikanan, Desa Lipursari juga diberkahi dengan tanah subur yang menjadikannya sebagai salah satu sentra buah-buahan unggulan di Kecamatan Leksono. Pilar "ekonomi hijau" desa ini ditopang oleh dua komoditas buah utama: duku dan salak pondoh.Saat musim panen tiba, desa ini akan dibanjiri oleh manisnya buah duku yang dikenal memiliki kualitas super. Selain itu, kebun-kebun salak pondoh juga menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi para petani. Kombinasi antara hasil kebun dan hasil kolam memberikan diversifikasi pendapatan yang luar biasa bagi masyarakat. Mereka tidak bergantung pada satu komoditas saja, sehingga lebih tangguh dalam menghadapi fluktuasi harga atau risiko gagal panen.

Jejak Sejarah di Dukuh Candi

Selain kekayaan agrikulturnya, Desa Lipursari juga menyimpan jejak sejarah masa lampau. Di salah satu sudut desa, tepatnya di Dukuh Candi, terdapat sebuah situs peninggalan purbakala. Meskipun belum sepenuhnya terekskavasi dan diteliti secara mendalam, keberadaan artefak seperti yoni dan sisa-sisa fondasi bangunan mengindikasikan bahwa wilayah ini telah menjadi sebuah pemukiman penting sejak era peradaban Hindu-Buddha di masa lalu. Keberadaan situs ini memberikan dimensi historis yang mendalam bagi desa, menunjukkan bahwa akarnya telah tertancap kuat selama berabad-abad.

Data Wilayah dan Demografi Masyarakat Agromina

Desa Lipursari secara administratif terletak di Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo. Luas wilayahnya adalah 251,5 hektare. Berdasarkan data kependudukan terbaru per tahun 2025, desa ini dihuni oleh 4.830 jiwa, menjadikannya salah satu desa yang padat penduduk dengan tingkat kepadatan mencapai 1.920 jiwa per kilometer persegi. Karakteristik masyarakatnya sangat dinamis, terdiri dari aparatur sipil negara yang bekerja di BBI, para pembudidaya ikan, petani buah, pedagang, dan berbagai profesi lainnya, mencerminkan sebuah desa yang maju dan terbuka.

Visi Masa Depan: Merintis Desa Agromina Wisata Edukasi

Dengan modal yang begitu lengkap—lembaga teknis, praktik budidaya masyarakat yang maju, sentra buah-buahan, serta situs sejarah—Desa Lipursari memiliki potensi cetak biru yang sangat jelas untuk menjadi "Desa Agromina Wisata Edukasi". Visi ini mengintegrasikan seluruh potensi yang ada menjadi sebuah paket pengalaman yang unik bagi pengunjung.Tantangan ke depan ialah merajut semua potensi ini ke dalam sebuah narasi dan paket wisata yang terkelola secara profesional. Strategi pengembangannya dapat mencakup:

  1. Membuka Kunjungan Edukatif ke BBI: Bekerja sama dengan UPTD untuk membuat program kunjungan bagi pelajar, mahasiswa, atau masyarakat umum yang ingin belajar tentang proses pembenihan ikan.

  2. Mengembangkan Tur Kolam dan Kebun: Membuat paket wisata di mana pengunjung dapat mengunjungi kolam ikan milik warga, belajar memberi pakan, serta memetik buah duku atau salak langsung dari pohonnya.

  3. Konservasi dan Interpretasi Situs Sejarah: Bekerja sama dengan dinas terkait untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan membuat papan informasi di situs Dukuh Candi.

Dengan sinergi antara pemerintah desa, BBI, dan kelompok-kelompok tani, Desa Lipursari berpeluang besar untuk tidak hanya dikenal sebagai pusat produksi, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran agrikultur yang inspiratif dan destinasi wisata yang mencerdaskan.